JAKARTA, SENIN-Selama lima hari, terhitung sejak hari ini (25-29 Agustus 2008), Gunung Geulis, Kota Bogor, menjadi tuan rumah bagi 30 anak muda dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Mereka berasal dari 12 negara seperti Australia, Inggris, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, China, Vietnam dan Thailand untuk mengikuti Pelatihan Manajemen Proyek dan Kepemimpinan untuk Perubahan Iklim (PMLCC).
Para peserta sebagian berusia 20- 35 tahun dan mempunyai konsep aksi nyata atau solusi dalam menyikapi perubahan iklim dan berwawasan lingkungan. Mereka aktif terlibat di dalam komunitasnya dan mempunyai komitmen tinggi. Sebelum diberangkatkan ke Indonesia menjadi peserta PMLCC, mereka lebih dulu mengikkuti proses seleksi rekrutmen yang ketat dan mampu mengalahkan lebih dari 300 pelamar yang ingin mengikuti program ini.
“Program PMLCC ini diadakan untuk meningkatkan kapasitas anak muda dalam melaksanakan aksi nyata solusi perubahan iklim dan juga merupakan kesempatan bagi mereka untuk memperluas jejaring internasionalnya” kata Nita Murjani, Project Officer Climate Security dari British Council.
Sementara itu Fitrian Ardiansyah, Climate and Energy Director dari WWF-Indonesia, salah satu partner dari program ini mengatakan, “Perubahan iklim bukan lagi persoalan mendatang, tetapi tantangan yang harus dihadapi dan diatasi oleh manusia mulai sekarang. Kepemimpinan untuk mengatasi masalah ini ditingkat global sangat diperlukan. Dan para anak muda ini punya kesempatan untuk menunjukkan contoh aksi nyata kepada dunia. Bertindak jauh lebih baik daripada sekedar berwacana,” tuturnya.
PMLCC akan disajikan sepanjang minggu dalam bentuk presentasi, diskusi, workshop, kegiatan lapangan, aktivitas budaya bahkan aktivitas penanggulangan iklim yang nyata seperti audit lingkungan di Gunung Geulis, audiensi dengan Pemkot Bogor untuk membahas strategi Bogor sebagai Kota Hijau, belajar membuat kompos dan kunjungan ke media setempat. Para peserta juga akan berdiskusi dengan para pakar dari lima sektor berbeda (pemerintah, organisasi, bisnis, pendidikan dan media) yang akan membagi pengalaman dan tip-tip terbaik mereka dalam mengelola proyek penanggulangan perubahan iklim.
“Program ini sangat menginspirasi saya karena walau para peserta datang dari negara dan latar belakang yang berbeda tetapi kami adalah satu, anak muda yang punya visi sama dan ingin melakukan sesuatu yang berarti untuk penanggulangan perubahan iklim ” Gracia Paramita, peserta dari Indonesia yang direkrut dari Kota Buaya, Suarabaya.
Setelah pelatihan PMLCC para anak muda ini akan menjadi anggota komunitas dan jejaring Climate Security British Council di Indonesia, region Asia Timur, dan dunia yang sekarang telah memiliki anggota lebih dari 1000 orang dari seluruh dunia. Mereka akan terus berinteraksi, dilibatkan dalam berbagai program, dan akan saling mengikuti perkembangan proyek masing-masing --saling belajar untuk menginspirasi dan memperluas jejaring para inisiator penanggulangan iklim.
Program PMLCC ini merupakan kelanjutan dari program British Council tahun lalu yang juga melibatkan para anak muda dari berbagai negara. Kali ini beberapa pesertanya dilibatkan sebagai fasilitator. Reina Garcia, fasilitator dari Philipine menyatakan, “Baru kali ini saya ikut program yang berkesinambungan secara nyata, sebagai partisipan program sebelumnya yang kemudian dilibatkan dan dilatih sebagai fasilitator dalam PMLCC. Sungguh kegiatan ini mendorong saya untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dan terus meningkatkan kemampuan saya”.
Kontinuitas progam British Council ini juga diakui oleh Eni Hidayati dari Sumbawa, Indonesia “Sebagai salah satu peserta tahun lalu, saya sungguh senang bisa menjadi fasilitator di PMLCC, semoga British Council dapat terus melibatkan para peserta kali ini dalam program Climate Coolnya yang lain.”
Acara kali ini diprakarsai British Council bekerja sama dengan Center for International Forestry Research (CIFOR), WWF-Indonesia, Metro TV dan The Jakarta Post. British Council adalah organisasi internasional Inggris untuk pendidikan dan kebudayaan yang menghubungkan masyarakat dunia melalui kesempatan belajar dan ide-ide kreatif Inggris dan membangun hubungan bilateral antara Inggris dan negara-negara di dunia.
"Kami beroperasi di 109 negara dan wilayah di dunia. Kami adalah organisasi non-politis yang beroperasi secara independen. British Council telah aktif di Indonesia sejak tahun 1948. Kami bekerja dalam kemitraan untuk membangun dan menghantarkan program-program yang saling menguntungkan dalam bidang pendidikan, proyek pengembangan Bahasa Inggris, Pemberdayaan Sosial, Penanggulangan Iklim dan Industri Kreatif yang menjangkau sebagian besar wilayah Indonesia," kata Dina Lucky, Director of Business Services and Relations for the British Council Indonesia. (BEC)
Senin, 25 Agustus 2008
30 Anak Muda Wakil dari 12 Negara Ramaikan PMLCC di Gunung Geulis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar