Jumat, 15 Agustus 2008

Antisipasi Krisis Listrik, Philips Rilis Electronic Ballast Basic


JAKARTA - PT Philips Indonesia meluncurkan Electronic Ballast Basic (EB-B). Produk ini diluncurkan sebagai respons atas krisis listrik yang terjadi, seperti pemadaman listrik bergilir yang hampir terjadi di seluruh Indonesia, pemindahan hari kerja untuk industri, tarif disinsentif, pemadaman lampu jalan, dan lainnya.

"Tingginya harga listrik serta keterbatasan pasokan listrik paling mengancam sektor industri, ritel, dan perkantoran. Padahal, ketiga sektor ini memegang peranan penting jalannya perekonomian kita," tutur Senior Marketing Manager Philips Indonesia Hendra Rusmana di Jakarta baru-baru ini.

Solusi yang ditawarkan Philips adalah dengan mengganti ballastmagnetik (konvensional) dengan elektronik untuk lampu neon atau TL. Menurut dia, sebagian besar lampu di perkantoran dan industri adalah TL sehingga nantinya penggunaan alat ini diperkirakan akan menghemat listrik lebih besar.

Secara nasional, konversi nasional penghematan dari ballastmagnetik konvensional ke elektronik dapat mencapai 100 MW lebih per tahun. Hendra menjelaskan, penggunaan EB-B dapat menghemat listrik hingga 30 persen.
"Misalkan satu supermarket besar seperti Carrefour atau Hypermarket ada 2 ribu lampu lalu dikalikan 36 watt. Karena itu, saving 30 persen itu cukup besar. Belum untuk satu perkantoran yang lebih besar dari ini," paparnya.

Alat ini juga dinilai cocok digunakan di daerah yang memiliki tegangan turun naik dan rentangnya cukup lebar, yakni 160 V-240 V. Elektronik ballast ini akan membuat kinerja lampu neon/TL lebih baik dan berumur lebih lama. Selain itu, penggunaan alat ini tidak membutuhkan starter dan kapasitor, lampu bebas kedip saat penyalaan, dan sinar lampu tidak membuat mata cepat lelah.

Hendra menjelaskan, konsep EB-B mirip dengan ballast elektronik pada lampu hemat energi. Namun, EB-B ini bisa berumur lebih panjang dan ketahanannya lebih tinggi. Umur EB-B dapat bertahan hingga 20 ribu jam atau kurang lebih 10 tahun. Harga jual elektronik ballast juga diklaim ?bersaing?, yakni Rp40 ribu-Rp70 ribu per buah, yang dijual di pasaran atau ritel. Dalam dua tahun, penggunaan elektronik ballast diharapkan sudah meliputi Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Produk baru ini rencananya akan dipasarkan di segmen menengah, terutama perkantoran, industri/supermarket, tokotoko, dan gudang. Penggunaan elektronik ballast ini juga akan dilakukan di instansi pemerintah, seperti Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN. (sindo//srn)

0 komentar:

 
© 2008 *By Templates para Você*