Sabtu, 16 Agustus 2008

Menhut: Pantai Harus Dijadikan Hutan Kembali

CILACAP, RABU - Menteri Kehutanan Malem Sambat Kaban mengatakan kawasan pantai di Indonesia harus dijadikan hutan kembali. Hal itu dia sampaikan di depan Bupati Cilacap Probo Yulastoro dan Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Haryono Kusumo usai meninjau pelaksanaan penanaman pohon nyamplung (Calophyllum inophyllum L) di sekitar kawasan Pantai Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Rabu (13/8).

"Bencana tsunami di Aceh contohnya, telah memberikan pelajaran kepada kita cukup besar. Terbukti, bandara udara Aceh dapat selamat dari hantaman gelombang tsunami karena di sekitarnya masih dikelilingi hutan mangrove, kelapa, hingga kelapa sawit," katanya.

Kaban mengatakan program penghijauan pantai bisa mulai dilaksanakan dengan penghijauan di lahan tambak milik rakyat. Menurutnya, dengan mengembangkan kembali kawasan hutan di sekitar pantai, tak hanya menyelamatkan kawasan daratan dari gelombang tinggi maupun tsu nami. Hutan di sekitar pantai juga dapat menyelamatkan abrasi pantai, salah satunya abrasi di kawasan pantai utara Jawa yang sudah cukup parah.

Pengembangan hutan di kawasan pantai, lanjutnya, dapat mulai dilaksanakan dengan masuk ke lahan milik masyarakat. Caranya antara lain mengenalkan kembali penanaman mangrove di lahan tambak milik rakyat dengan mengedepankan partisipasi masyarakat.

"Jenis tanaman yang akan ditanam untuk penghijauan pantai, itu nantinya akan disesuaikan dengan tipikal masing-masing pantai. Kan ada kawasan pantai yang hanya cocok dengan cemara pantai. Maka penghijauan pantai itu akan dimulai dengan penanaman cemara pantai," kata Kaban.

Namun, untuk gerakan penghijauan kawasan pantai dalam waktu dekat ini, Departemen Kehutanan telah menyiapkan 3 juta bibit pohon nyamplung untuk ditanam di lahan pantai seluas 3.000 hektar di seluruh Indonesia. Pohon nyamplung ini merupakan pohon lama dan ada di setiap kawasan pesisir Indonesia.

Manfaat dari pohon nyamplung sendiri, menurut Bupati Cilacap Probo Yulastoro, cukup besar dan tak hanya dapat menghijaukan patai. Bijinya dapat diolah menjadi minyak goreng dan bio etanol. Karena itu sejak tahun 2007, piha knya gencar menanam pohon nyamplung di sekitar pesisir pantai Cilacap.

"Sejak tahun 2007 sampai sekarang, ada 115 hektar lahan di kawasan pantai yang kami tanami nyamplung. Untuk menahan gelombang tsunami maupun untuk mengendalikan abrasi, kami juga ikut menanam pohon cemara dan ketapang pantai di kawasan seluas 275.000 hektar," jelasnya.

Secara terpisah, Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng Haryono Kusumo mengatakan, penanaman pohon nyamplung juga ikut dilaksanakan di seluruh kawasan hutan di J ateng milik Perum Perhutani. Pada tahun 2008 ini, akan ditanam 2,3 juta pohon nyamplung di lahan seluas 11.756 hektar.

"Biji pohon ini tak hanya bisa diolah untuk minyak goreng dan bio etanol, tetapi juga menjadi sumber pengobatan tradisional. Karena itu kami tertarik mengembangkan tanaman ini," katanya.

0 komentar:

 
© 2008 *By Templates para Você*