BALI - Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) merupakan hewan yang hanya hidup di Bali. Sayangnya, burung berwarna putih dengan garis lebar berwarna ungu di sepanjang kedua matanya yang cantik ini terancam punah dan termasuk CITES list appendix 1.
"Dengan pelepasliaran jalak Bali dari penangkaran ke alam, sekira dua tahun lagi, saya harap populasinya di atas 200 ekor di alam. Bila tidak ada gangguan dari manusia, jumlah Jalak Bali bisa dibilang aman," tandas Menteri Perhubungan Malam Sambat Kaban, saat pelepasan 30 ekor Jalak Bali di Taman Nasional Bali Barat, Bali.
Kaban menginginkan Jalak Bali menjadi ikon Bali ke depannya. Oleh karena itu, dia meminta kepada masyarakat Bali agar bersama-sama menjaga kelestariannya. Bagaimana pun, menurutnya, kelestariannya tergantung dari seberapa besar ancaman manusia atas keberadaannya.
Sedangkan Tony Sumampau, Ketua Umum Asosiasi Pelestari Curik Bali (APCB), menerangkan tekanan manusia terhadap burung yang disebut juga Curik Bali ini mulai berkurang. Sebabnya, sejak September 2005, kebijakan pemerintah mulai berubah untuk tidak memberikan sanksi terhadap pemilik burung ini secara liar.
Pemerintah lebih lunak dalam mendidik masyarakat agar lebih mencintai Jalak Bali, yang diperkirakan ada 800 ekor di tangan orang. Pemilik Jalak Bali dipersilahkan untuk memberikan keterangan dan pemerintah akan mendatanya sehingga dapat mensosialisasikan budidayanya dengan baik. Di sisi lain, jumlahnya di tangan para hobiis dapat diketahui dengan pasti.
Harga Jalak Bali pun turun drastis. Kalau dulu, saat para pemburu Jalak Bali takut ketahuan memilikinya, harganya bisa sampai Rp30 juta per ekor. Dengan adanya kebijakan baru yang lebih akomodatif tersebut, harganya mulai turun sampai Rp 7 juta per ekor.
(Whisnu Arto Subari / Trijaya / mbs)
Senin, 10 Desember 2007
Dua Tahun Lagi, Populasi Jalak Bali Lebih dari 200 Ekor di Alam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar